Sabtu, 14 Mei 2011

Balekambang Park : Historical Garden



The Balekambang Park (taman) is a historical park in Surakarta(Solo), Indonesia. It was made by Mangkunegara VII (Prince of the Mangkunegaran royal dinasty) in 1921. Formerly it was named Partinah Bosch. The Prince made this park for his two daughters, Partini and Partinaah. The name Bale Kambang is derivfed from the fishpond and swimming pool in the center of ithe park and a comfortable rest house, surrounded by beautiful flower garden. In this place there are also Bale Kambang Traditional Ketoprak Building and cafe managed by young artists of Surakarta.








Must visit place ini Solo : Keraton Surakarta Hadiningrat

Berpetualang di Kota Solo dengan 'flickR'

Selama lebih dari 20 tahun tinggal di kota Solo, baru 2 tahunan ini saya sedikit mengenal kota Solo ini..Parah banget ya?hehehe.. Itu pun gara-gara punya kamera digital baru..

Ceritnya tahun 2008 kakak saya wisuda dan ibu kami membelikan kamera digital buat mendokumentasikan peristiwa sekali seumur hidup itu. Setelah hunting sana sini bandingin harga sana sini akhirnya ketemulah kamera yang lumayan bagus dan murah, Canon IXUS 950 IS. Maklum, baru pertama make jadi agak gaptek-gaptek (sekarang pun masih ;P). Singkat cerita, kamera nganggur lama setelah event wisuda itu. Cuman dipakai buat foto-foto di sekitar rumah saja atau pas ada acara keluarga, belum ada niat hunting foto di luar.

Nah akhirnya pada suatu hari bulan Oktober 2009 (hampir selang setahun setelah punya kamera :hammer:) teman-teman saya dari Jogja pada datang ke Solo.

Sebagai tuan rumah saya berniat mengajak mereka keliling kota Solo, dan saya sudah siap-siap bawa kamera buat narsis-narsisan hehe. Yang ada di pikiran waktu itu pertama adalah Keraton Kasunanan. Mereka datangnya siang jam 12an naik kereta Prameks, alhasil setelah makan sian g di Solo Square buru-buru kita ke Keraton Kasunanan soalnya tutupnya jam 14.

Sampai di Keraton Kasunanan kami membeli tiket masuk, dan dengan ditemani pemandu yang ramah kami pun berkeliling dan berdiskusi dengan pemandu tersebut. Yang membuat saya terkagum-kagum adalah arsitektur dari bangunan Keraton tersebut..campuran Jawa - Eropa dengan ciri khas degradasi warna biru pada beberapa bagian yang terlihat sangat elegan...And so..mulailah tangan gaptek saya pencat pencet tombol kamera saku Canon..jepret sana jepret sini..foto sana foto sini.. 

Oh ya ada kejadian menarik, waktu itu kami hendak berfoto di salah satu sudut keraton dekat salah satu kereta kencana. Kami meminta tolong pada bapak pemandu untuk memfoto kami. Ketika bapak pemandunya sudah memposisikan kamera agar semua bisa terlihat pada layar kamera, bapak tersebut bertanya kok yang nampak hanya 5 sementara kami ada berenam? Hyyaaaa....siapa ni yang g keliatan? kami bertanya-tanya sendiri..ada aura-aura mistis saat itu..Hmm...Namun setelah itu, bapaknya mencoba lagi, tanpa berpindah tempat dah posisi kamera sama seperti sebelumnya dan akhirnya semua bisa masuk dalam foto *penuh tanda tanya*

Semenjak itu jadi rajin foto-foto...masih amatiran seh..amatir tir tir..sekarang pun masih..yang penting jeprat jepret..Saya jadi lebih sering keluyuran sendiri keliling kota Solo, mencari objek-objek buat foto-foto, kemana-mana bawa kamera saku kesayanganku dan tak lupa selalu update event-event di kota Solo...Kadang ada teman yang menemani tapi lebih sering sendiri berhubung lebih flixebel kalau mau pindah-pindah tempat.

Yang lebih penting lagi jadi lebih pengen tahu kota Solo. Jadi lebih sering 'googling' mencari informasi tentang kota Solo, dari sejarahnya, budayanya, event-event nya, dan lain lain..dan ternyata oh ternyata kota Solo tuh benar-benar di luar dugaan, benar-benar AMAZING!! So many hidden treasures...

Namanya anak muda kan pengen "exist" di dunia maya (normal kan ya?hehe) jadi saya bikin deh account di flickR..sekaligus buat belajar fotografi dari hasil karya para profesional di situs 'per-foto-an' tersebut. Hasil foto amatiran dengan kamera saku saya upload lewat account baru itu..

Maka inilah foto pertama yang saya upload di flickR :


Foto salah satu patung pemberian Ratu Belanda kepada Susuhunan yang dipajang di pelataran Sasana Sewaka. Emang seh gak begitu "Wah" dan terkesan biasa aja tapi senang aja hasil karya sendiri bisa dipajang di internet..

Setelah itu saya berniat untuk lebih mempromosikan kota Solo via flickR, apalagi internet media global siapa tahu saja ada orang luar negeri yang tertarik untuk berkunjung ke Solo setelah melihat photostream flickR saya. Kalau Solo terkenal, penduduk kota Solo juga pasti senang dan bangga..:)

Lambat laun makin banyak koleksi foto di flickR, photostream saya di flickR hampir semuanya berisi tentang kota Solo..sambil saya usahakan untuk memberikan deskripsi sedikit tentang riwayat objek foto tersebut..

Berikut beberapa objek awal yang saya abadikan ke photostream flickR saya :

Pendapa Sasan Sewaka



Sayang sekali kebakaran tahun 1987 hampir tidak menyisakan bahan pendapa yang asli, lantai marmer yang sekarang pun merupakan marmer dari Temanggung yang aslinya berasal dari Italia.

Stress sama kuliah jalan-jalan sendiri ke Boyolali, jalan ke tengah sawah, nemu objek ini :


Iseng-iseng ngajak teman ke Klenteng seberang Pasar Gedhe, Tien Kok Sie (kirain pertama gak boleh buat umum ternyata penjaga Klentengnya benar-benar ramah dalam menyambut kami)




Setelah foto-foto di Klenteng tersebut, jadi tahu kalau ternyata klentengnya itu sudah sangat tua, seumuran keraton Surakarta karena berdirinya bebarengan. Andaikan ruko-ruko di sisi kiri kanan klenteng tersebut dijadikan semacam museum dan jalan di sekitar tugu Pasar Gedhe diperhalus (jalannya 'gronjal-gronjal' ga enak dilewatin) mungkin bisa jadi lebih representatif sebagai objek wisata.

Iseng-iseng ama temen-temen maen ke Sangiran..40 km dari Sragen naek motor (waktu itu ada tugas kampus di Sragen)..modal ngikut petunjuk arah ama tanya sana-sini..dan yang g kalah penting, modal tahan cuaca panas *kebanjiran keringat*




Puuanaaasss buuanggett di sana apa emang pas cuacanya panas kali ya? Yang jelas kesampaian deh ke The Famous Sangiran..Sayang banget waktu itu sedang ada renovasi, banyak koleksi museum yang mungkin belum ditata soalnya katanya ada ribuan koleksi fossil prasejarah tapi kok yang dipajang dikit ya? kan penasaran ama fossil Homo Soloensis ama Meganthropus yang terkenal di buku pelajaran sekolah..hehehe..

Neh waktu habis pulang dari kampus terus masuk balaikota, markir motor, ambil kamera, pasang posisi jepret-jepret, upload dah di flickR :


Ada teman dapat tiket gratis naik Jaladara saya diajak naek..iseng-iseng foto dari dalam kereta pas sampai di Gladag


Dulu kalau solat Jumat nyari masjid yang kutbahnya paling singkat (*pengakuan*)..sekarang hampir selalu solat jumat di Masjid Agung Surakarta, pulang dari kampus pun kalau bisa nyempetin solat di sini


Ternyata Masjid Agung merupakan masjid pertama dengan pengeras suara di Indonesia..Yang menjadi pertanyaan kenapa lantai di ruangan dalamnya diganti dengan yang marmer ya?? bukannya lantai lama dengan ubin bermotif macam-macam tu masih bagus??



Andai bisa naik ke menara itu...*penasaran ^_^

Pertunjukan wayang dengan dalang cilik di Ngarsopuro


Di dalam pasar Gedhe Harjonagoro (Pasar beritingkat pertama di Indonesia):




Di daerah pasar Gedhe sebenarnya banyak rumah-rumah kuno model China, sayang sudah digantikan dengan ruko-ruko kotak-kotak (dan ini juga terjadi di berbagai tempat di Solo, bangunan model lawas diganti dengan ruko bentuk kotak-kotak)

Pasar Gedhe, dan Tugu Pemandengan (sayang banget, akses dari Pagelaran Sasana Sumewa Keraton hingga Tugu Pemandengan tertutup oleh "Tugu Tiang Lampu Tinggi Banget Tapi Gak Nyala" ama "Lampu-Lampu Model Wayang yang Kumuh"..padahal harusnya dari arah keraton hingga tugu tersebut tidak boleh tertutup karena merupakan titik meditasi Susuhunan, semoga hasil sayembara penataan koridor Jl Jend Sudirman - RE Martadinata beberapa waktu yang lalu memperhatikan aspek sejarah budaya)


Perayaan 1 Suro DAL 1943 Windu Kuntara di Pura Mangkunegaran bulan Desember 2009




Saat itu banyak banget yang pada rebutan foto paling depan..pada make Kamera DSLR.Saya sendiri yang make kamera pocket tapi pede aja hehe..^_^

Sebelum Kirab 1 Suro di Keraton Kasunanan banyak orang yang meminta berkah di bangsal Witono (dari bahasa Arab Wathonah) yang mana berisi Meriam Nyai Setomi yang pernah dipakai oleh Sultan Agung. Konon, bangsal Witono diapakai oleh Susuhunan untuk berdialog dengan para ulama.



Nenek-nenek ini jauh-jauh datang dari Klaten buat "ngalap berkah" di Keraton Kasunanan. Saat saya minta izin buat memfoto neneknya, beliau membolehkan tapi dikiranya hasil fotonya langsung jadi, fotonya mau dikasih ke cucunya katanya..Wah maaf ya nek,,mesti di cetak dulu nek.. ;)

Perayaan 1 Suro di kota Solo tahun 2009 saat itu benar benar ramai dan sangat berkesan bagi saya..soalnya baru pertama lihat yang namanya Kirab Pusaka di Pura Mangkunegaran, waktu itu ada halangan gak bisa lihat Kirab kebo kiai Slamet di Keraton Kasunanan padahal pengen banget..

Di Keraton juga diadakan pameran kebudayaan dan acara-acara budaya lain dalam rangka perayaan 1 Suro..kain putih pun dilingkarkan di pohon-pohon sekitar gladag kata pemkot buat mengingatkan tahun baru Islam hati menjadi putih bersih..Namun, perayaan 1 Suro tahun 2010 kesannya lebih sepi kegiatan, hanya ada kirab pusaka di Pura Mangkunegaran dan Kirab Kiai Slamet di Kasunanan..tak tampak pohon putih dengan kain melingkarinya..tak ada pameran budaya maupun acara-acara yang lain..*sigh ;(

Nah ini waktu (lagi-lagi) iseng-iseng keliling Pura Mangkunegaran, ketemu kain batik yang dijemur di dalam kompleks Mangkunegaran




Sekarang Solo lagi gencar-gencarnya promosi batik sebagai maskot kota Solo. Kata Pak Jokowi, kota-kota lain boleh saja mempromosikan kotanya sebagai Kota Batik tapi Solo merupakan ibukota batik alias "The Capital of Batik". Bus rapid transit Solo pun diberi nama dengan Batik Solo Trans (BST), halte BST-nya juga diberi ornamen motif batik. Mungkin yang bisa saya sarankan adalah edukasi kepada penduduk Solo mengenai makna-makan di balik motif-motif tersebut. Batik menjadi 'World Heritage' sebenarnya karena makna-makna filosofis di balik motif-motif tersebut bukan dalam hal cara pembuatannya. CMIIW.

Aktivitas di Ngarsopuro : Solo Percussion Festival


 Acaranya KERRREEEENNNNNNNN!!!!!
Moga acara-acara seperti ini diperbanyak dehh =)

Etnis Tiong Hoa di Solo juga ikut berperan dalam memajukan Solo sejak kota Solo berdiri. Foto-foto berikut saat perayaan imlek tahun 2010. Baru pertama lihat perayaan imlek di Klenteng dan saya terkagum-kagum ternyata di Solo juga ada tohhhh..:) 





Lagi lagi saya kagum :)

Perayaan HUT kota Solo tahun 2010 diadakan Kirab Boyong Kedhaton, maksudnya untuk memperingati berpindahnya kerajaan Mataram dari Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta.

Suatu petang menjelang Maghrib, gak ada kerjaan, keluar rumah, sampai di Ngarsopuro :


Sayang banget sekarang sangkar burungnya banyak yang lepas, lampunya banyak yang mati, kalau saya baca di koran-koran karena biaya pemkot untuk lampu-lampu kota masih sangat kurang..Kayaknya perlu ada "Gerakan Nyumbang Lampu" deh...:\

Suatu pagi lihat tanggalan ternyata hari libur Maulid Nabi Muhammad SAW. Hmm...denger-denger ada yang namanya Grebeg Maulid. Apaan tuh??? Penasaran..jam 7 pagi lewat keraton setelah ada acara di kampus..Wahh..udah dihias Bale Roto-nya. 


Tanya sama bapak-bapak di situ acara Grebegnya mulai jam 9. Ok deh, jam 8.30 saya janjian sama teman saya buat ngumpul di depan BCA buat bareng-bareng ke keratonnya. dan jam 8.30 udah banyak orang yang ada di situ, ada turis-turis bule juga. Kerabat dan abdi dalem keraton berpakaian beskap tak luput dari perhatian khalayak ramai. Dan jam 9 saat yang ditunggu-tunggu datang :O

Rombongan Prajurit Tamtama Keraton Tamtama, Sorogeni, 
Prawiro Anom, Joyosuro dan Payutro. (CMIIW)


Ketika rombongan pertama ini keluar jantung terasa berdegup kencang..baru pertama lihat kayak beginian..dan KEERREENNN BAANGGEEETTT!!!!! Bener-bener keren..beneran deh....Mungkin orang lain nganggap biasa aja kali ya, tapi menurutku tetap sesuatu yang sangat istimewa. ;)


Akhirnya keluarlah sang gunungan dari Kori Kamndungan..Pertama-tama yang dikeluarkan adalah Gunungan Wadon yang terbentuk dari makanan tradisional. Sementara Gunungan Lanang muncul setelahnya, terbentuk dari hasil bumi. Total Gunungan tahun itu adalah 4 pasang Gunungan Lanang dan Wadon. Sewaktu gunungan-gunungan tersebut keluar, suasana jadi hening, semua mata takjub memperhatikan tradisi sejak zaman kerajaan Demak tersebut, sungguh suatu tradisi yang berbudaya tinggi. 







Kalau saya perhatikan, salah satu perbedaan Grebeg Surakarta dan Yogyakarta adalah adanya unsur bendera Merah Putih pada Grebeg Surakarta, konon bendera merah putih (Gula Kelapa) merupakan lambang kerajaan Majapahit yang merupakan lambang kesuburan seperti halnya lingga dan yoni. Mungkin ini salah satu konsekuensi perjanjian Giyanti diamana yang boleh menggunakan bendera Merah Putih adalah keraton Surakarta yang mana akhirnya dipakai sebagai bendera NKRI, CMIIW. Gunungan merupakan wujud terimakasih Susuhunan kepada Allah SWT atas kenikmatan yang dilimpahkan oleh-Nya di negerinya.


Untung cuacanya cerah dan bisa dikatakan lumayan tertib pelaksanaannya..Buanyak banget yang liat Grebeg Maulid tahun 2010-lautan manusia! Semuanya berdesak-desakan. Belum pernah saya lihat suatu acara budaya dengan jumlah penonton sepadat itu, sampai susah gerak. Apalagi sampai di Masjid Agung dimana Gunungan itu diperebutkan, wahhh..ampe berjubel-jubel mau keluar susah masuk apalagi. Tapi senang sekali rasanya. Pengalaman pertama melihat acara budaya Grebeg!

Ga ada kerjaan, jalan-jalan sendiri ke kuburan tua kerabat keraton di belakang Masjid Laweyan (masjid tertua di kota Solo)--diedit dengan photoshop


*semoga arwah mereka tenang di sisi-Nya*

Pulang dari Kampus mampir ke taman Balekambang:


Taman ini dibuat oleh Mangkunegoro VII untuk kedua putrinya, Partini dan Partinah. Terdapat juga Gedung Kesenian yang menampilkan Ketoprak tiap Rabu dan Sabtu malam.



Solat Asar di Masjid Al-Wustho Mangkunegaran.



Suatu petang di stasiun Purwosari :


Pemandangan Solo di waktu malam, tampak Solo Paragon. Solo saat ini sedang gencar-gencarnya membangun, banyak hotel akan dibangun di daerah Solo raya. Moga-moga pembangunan hotel hotel tersebut tidak merusak kesan budaya kota Solo.


Latihan tari Bedhoyo Ketawang dalam rangka Jumenengan Paku Buwono XIII Hangabehi.



Anggun sekali ;)
Pendopo Sasana Sewaka juga sangat indah!

Nah, yang saya masih bingung Tingalan Jumenengan PB XIII kan masuk dalam Calender of Cultural Events kota Solo, padahal bukannya acara tersebut 'Khusus Untuk Undangan' ya? Ntar kalau ada turis luar yang pengen lihat tapi kecele gara-gara bukan undangan gimana coba? Atau publik boleh lihat juga? Maaf ni, soalnya bener-bener gak tahu..Kalau acara budaya tersebut dipromosikan tapi gak boleh dilihat untuk umum ya percuma dunk??

Saya hampir selalu membawa kamera digital saku ke manapun, baik ke kampus maupun ke tempat-tempat lain. Padahal kadang-kadang bawaan di tas tu banyak banget. Maka suatu hari saat hendak menggunakan kamera tersebut, lah kok ga bisa diidupin?? haikss..maka berkhirlah petualanganku dengan Canon IXUS 950 IS :(...waktu ditanyain ke servis Canon di Surabaya biaya perbaikannya 1,5 juta minimal..hyyyaaaaa...*nabung dulu buat beli DSLR syukur2 ada yg gratisan :P*

Alhasil, foto-foto selanjutnya dengan memakai kamera dari hape..

Setelah Sholat Idul Adha di Masjid Agung Surakarta, nongkrong bentar di halaman masjid




Konon, puncak atap masjid dulu awalnya terbuat dari emas murni, tapi entah kenapa setelah itu menghilang, oleh PB X diganti dengan yang ada sekarang. Ternyata setelah Solat Idul Adha ada acara Grebeg Besar jam 9, wah nyesel banget gak lihat padahal libur..:(

Arah ke timur Solo, tepatnya di daerah Karanganyar, terdapat pesona alam yang menakjubkan. Salah satunya adalah air terjun Jumog ini


Air terjun ini bisa menjadi alternatif tempat wisata bagi mereka yang takut tasnya dicuri oleh monyet-monyet seperti di kawasan wisata air terjun Grojogan Sewu, hehe. Selain itu, kawasan wisata Jumog tu berseih dan sejuk, airnya juga mengalir dengan tenang dan jernih dan dangkal, bisa 'keceh-keceh' sepuasnya  :)

Grebeg Maulud 2011:


Langit saat itu mendung, beda dengan Grebeg Maulud sebelumnya. Selain itu, grebeg Maulud tahun ini terkesan telat, Gunungan baru keluar jam 11-an, penonton juga lebih semrawut, walaupun jumlahnya lebih sedikit daripada tahun sebelumnya. Tapi tetap menarik kok..")

Maen-maen ke Mangkunegaran, ada teman dari Jogja nginep ku ajak ke sini, dibimbing oleh guide yang sangat ramah dan sangat memahami sejarah maupun budaya Mangkunegaran.


Ukiran dari gading gajah dari Raja Bali untuk Mangkunegoro.

Masjid di lingkungan keraton bukan hanya masjid agung tetapi juga ada masjid Paramosono, ini ukiran kayu di pintu masjid tersebut, motifnya berbentuk naga, kelihatan kan? ;)


Selama hampir 2 tahun berkarya di flickR, selain bisa memperkenalkan Solo saya juga mendapatkan informasi yang menarik di flickR. Teman flickR saya ada yang berkesempatan untuk mengunjungi bekas rumah Go Tik Swan di daerah Gajahan, uniknya terdapat pendopo pemberian Pakubuwono X dengan warna putih - emas di sini. 


credit: paningal @flickR

Sebenarnya masih banyak lagi tentang Solo yang ingin saya bagi lewat flickR. Masih banyak tempat dan kegiatan yang masih ingin saya jelajahi di kota ini, menjadi turis di kota sendiri ;). Banyak tempat-tempat bersejarah di kota Solo yang menarik untuk dikunjungi. Ada kampung batik laweyan, kampung batik kauman, dan puluhan (bahkan mungkin ratusan) rumah-rumah kuno dengan arsitektur Jawa, kolonial-Jawa, maupun art-deco di berbagai tempat di Solo.

Ayo, ayo, berkunjung dan berpetualang di kota Solo :)


My flickR photostream : http://www.flickr.com/photos/ariaman/