Jumat, 13 Mei 2011

Keraton Kartasura : Cikal Bakal Keraton Surakarta

Jalan-jalan di kota Solo memang uniiikkkkk..khususnya bagi pecinta sejarah dan budaya...;)

Surakarta tidak akan berdiri kalau tidak ada Keraton Kasunanan Surakarta, keraton penerus kerajaan Mataram. Nah..sebelum Keraton Kasunanan berdiri ibukota Mataram adalah di Kartasura..

Perebutan kekuasaan dan perpecahan di keraton Kartasura dengan campur tangan VOC berakibat pada suatu pemberokan yang kelak dikenal sebagai Geger Pecinan tahun 1743. Pemberontakan ini dipimpin oleh RM Garendhi yang bergelar Sunan Kuning. Sedemikian hebatnya pemberontakan itu hingga meluluhlantahkan hampir seluruh bangunan keraton. Singkat cerita, Pakubuwono II, penguasa Keraton Kartasura, akhirnya memutuskan untuk memindahkan kerajaannya. Sang Sunan mengutus Patih Jawi Adipati Pringgalaya dan Patih Lebet Adipati Sindureja ditemani mayor Higendorp beserta ahli spiritualnya Tumenggung Hanggawangsa, Mangkuyuda, dan Puspanegara untuk mencari tempat pendirian kerajaan baru. Akhirnya terpilihlah Desa Sala di sebelah timur Kartasura. Pada tanggal 17 Februari 1745 diboyonglah segala pusaka, senjata, abdi dalem dan semua pelengkapan istana ke keraton baru di Desa Sala tersebut, yang oleh Pakubuwono II dinamakan Keraton Surakarta Hadiningrat.

Keraton Kartasura sekarang tinggal petilasan alias "bekas"nya saja..Pemberontakan yang hebat saat itu benar-benar telah menghancurkan alun-alun, baluwarti, pagelaran, sitihinggil, hingga kedathon,  dan bangunan-bangunan lainnya di keraton tersebut, Sekarang areanya berubah fungsi menjadi area pemakaman keluarga Keraton Surakarta dan pemukiman penduduk sekitar.



Sisa-sisa tembok baluwarti Keraton Kartasura.



Lubang bekas pemberontakan pada tembok baluwarti


Benteng luar bernama Benteng Baluwarti dan benteng dalam bernama Benteng Sri Manganti. Hanya Benteng Sri Manganti yang masih terlihat relatif utuh.  Benteng Baluwarti kini hanya 100 meter saja yang tersisa. Panjang beteng keraton mencapai 184 meter dan lebar 127 meter dengan tinggi 3 meter dan lebar satu setengah meter. Dari ukuran tersebut, luas area di dalamnya kurang lebih sekitar dua hektare. Dari luas sebanyak itu, sebagian besar areanya telah beralih fungsi menjadi kawasan pemakaman dan permukiman.


Pemakaman tua di dalam tembok baluwarti



*semua foto dokumentasi pribadi*


Hehehehe....agak serem juga seh soalnya udah jadi tempat pemakaman tua :P

Walaupun begitu, tempat ini layak dilestarikan, berhubung petilasan ini merupakan cikal bakal berdirinya Keraton Surakarta ;)

Pesan penulis : JAS MERAH alias Jangan Melupakan Sejarah ^_^

Referensi : 
karatonsurakarta.com 
suaramerdeka.com (26 Maret 2007)
harianjoglosemar.com (30 OKtober 2009)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar